tulisan seseorang yang membuat aku menitikan air mata

 Something I wanted to say but never did.

Aku punya kegiatan baru, yang tak akan kalah menarik dan menyenangkan ketika kita bersama dulu. Tapi kau harus tahu kegiatanku ini. Karena ini seribu persen berkatmu. Berkat kau meninggalkanku.

Masih tergambar jelas kenapa kemarin kau meninggalkanku. Ya. Karena kesalahanku. betapa bodohnya diriku. Aku tidak akan menulisnya kembali disini. Masih tergambar jelas begitu kejam kata-kata itu. 

Hei! Aku kemarin malam berkeliling Kota Bandung sambil membagikan sedikit hasil kerjaku. 
Ada yang harus kamu tahu. Ingatan tentangmu hilang ketika aku bertemu dengan mereka. Pekerja paruh waktu yang tak tentu dapat penghasilan berapa tiap harinya. Dapat kugambarkan ekspresi wajah bahagianya. Itu bukan maumu? membuatku mensyukuri hal-hal kecil yang diberikan orang lain. Kini aku suka melakukannya.

Ada yang harus kamu tahu. Begitu senangnya aku ketika mendengar ucapan terima kasih seorang bapak tua pembawa karung sampah berpenampilan lusuh kehujanan jam 9 malam dan dia masih bisa tersenyum bertemu denganku. 

Ada yang harus kamu tahu. Ada yang menggantikan manisnya senyummu malam itu ketika kamu tidak lagi bersamaku. Aku melihatnya dalam bentuk lain. Campur tangan Tuhan menginterpretasikannya dengan wajah harapan bapak pembawa karung sampah berbadan lusuh itu.

Aku punya kegiatan baru. Itu menyenangkan. Kamu harus tahu.

Aku belum kalah!


Kuhela napas. Berhenti, kemudian melaju menyusuri tumpukan rel tua pada perjalanan Semarang-Bandung.
Lihatlah dua tumpukan besi tua diatas batu berserakan itu!
Membentang dari ujung timur pulau jawa hingga ke barat
betapa aku tak belajar darinya bahwa ada yang selalu beriringan tapi tak bisa saling bersentuhan.

Aku benci sepi, berada di antara tumpukan gerbong tua ini, karena di sana hanya namamu yang sepintas ingin aku cari, pikiranku dipenuhi oleh puluhan pertanyaan bagaimana kabarmu, tapi tak bisa apa-apa. 

Aku tak tahu kenapa puluhan gerbong kereta tua ini dibiarkan begitu saja disini. Bagaimana perasaan Baron Sloet van de Beele melihat jalan yang dibangunnya digunakan untuk menyimpan gerbong tua yang tidak terpakai lagi? Bagaimana dengan perasaan gerbong tua yang ditinggalkan tuannya padahal dia masih sanggup berlari? Atau bagaimana dengan perasasanku?

Egoku yang terlalu tinggi memaksamu kembali. Dua kali kau bilang padaku bahwa dunia ini bukan hanya tentang aku. yang paling kejam adalah aku harus mengakui bahwa aku harus melepasmu. Namun, merelakan tak semudah apa yang orang-orang bicarakan.

Ada sesuatu dalam dirimu yang tak bisa kulepaskan begitu saja. sesuatu yang sudah seperti separuh diriku sendiri. Kebiasaan-kebiasaan kecilmu dulu sudah menjadi separuh diriku sendiri. Atau jangan-jangan aku sedang menikmati sakit hati itu. menjadi bagian dari orang-orang masokis. Katanya sakit hati itu karena kau nikmati, jika tidak sudah kau abaikan sejak awal.

Tapi aku belum kalah! Aisyah. ternyata aku baru berjalan-jalan di tumpukan gerbong tua pada stasiun keberangkatan. Sudah ada jadwal yang secara paksa akan membawaku pergi dari sana. tiket pun sudah kubeli. Aku hanya perlu menunggu dengan mengingat memori bahwa di jalan tumpukan gerbong tua berserakan ini aku punya kenangan denganmu. akan ku ingat setiap sudut jalan yang pernah kita lewati di sana.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di satu jam dari sekarang. sampai aku benar-benar menaiki tangga keretaku. bisa saja kau ikut denganku bukan? Atau bisa saja kau membawa penumpang lain ke stasiun tujuanmu? hahaha menebak-nebak adalah keahlianku. stop denial! katamu. beberapa kali kau ucapkan itu.

Aku belum kalah! Aisyah. Disini hanya tempatku singgah. Terlepas kau mau ikut ke rumah atau tidak itu urusanmu. aku tak akan menunggu menjadi security stasiun hanya untuk meyakinkan bahwa kau baik-baik saja.

Aku juga tak berharap akan ada kereta yang akan membawaku pergi begitu cepat dari sini. Bukan. Bukan karena tidak mau melangkah. bukankah sudah kubilang? kebiasaan-kebiasaan kecilmu dulu sudah menjadi separuh kebiasaanku juga. Aku hanya perlu beradaptasi lebih lama lagi agar kereta yang menjemputku nanti dapat sepenuhnya aku naiki dengan lapang. 

Aku tak akan tergesa-gesa mengambil keputusan. kugantungkan mimpiku di langit sebab hati mudah sekali dibolak-balik oleh-Nya. Aku berusaha nyaman bersama tumpukan gerbong tua tempat kita dulu singgah sebelum aku merusak dua tumpukan besi tua yang harusnya menjadi jalan gerbong menuju tujuan.

Aku belum kalah! Aisyah.
Aku hanya dipaksa berhenti.
Akan kuingat kamu dalam perasaan lain dalam perjalanan keretaku.

Aku belum kalah.

Perempuan dengan 11 November dijiwanya


Kau takkan mengerti segala lukaku
karna cinta telah sembunyikan pisaunya
Wajahmu adalah siksa
kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
kau telah menjadi racun bagi darahku


apabila aku dalam rindu dan sepi
itu berarti aku tungku,
tanpa api.

rosyid 2010

Untukmu; Perempuan dengan 11 november di jiwanya


Jujur, ini sangat berat
berat sekali
kau harus tahu
sehari setelah kau putuskan pengharapanku
aku terbaring lemah di kamar tidurku
aku tak kuat memikul beban kehilangan ini sendiri

“Aku manusia
sesekali bisa lupa atau bahkan keras kepala
jika kau terluka atas kesalahanku,
aku mohon bantu aku sadarkan diri untuk memperbaiki
Bukan menyadarkanku dengan cara memilih pergi”
percayalah,
pergi bukan hukuman yang tepat untukku saat ini

jika ini cinta
kenapa begitu mudah bagimu untuk pergi?
jika ini cinta
kenapa kau begitu jahat memutuskan pengharapanku?

Jika kau sudah yakin kita tak akan berakhir bersama,
Aku mohon,
tolong bantu aku, berdoa pada Tuhanmu
beri aku ikhlas untuk melepasmu
Aku mohon,
biarkan aku melepasmu.

Untukmu; Perempuan dengan 11 November dijiwanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesalah ini ?

sedang tidak baik baik saja

ketika